Politik

Jahatnya Skenario Oposisi Untuk Menjatuhkan Pemerintah Disaat Covid-19

FAKTAAKTUAL.COM, JAKARTA – Ternyata bukan hanya serangan virus Corona saja yang ditangani oleh Presiden Jokowi saat ini. Disamping perekonomian yang beranjak turun, juga issu politik yang serta merta membayangi covid-19.

“Saya katakan oposisi jahat tentu ada pula oposisi baik. Yang saya bicarakan sekarang ini tentang oposisi jahat”. Begitu kata seorang pakar dari Jakarta, saat menerima pressrealist yang dikirimnya melalui WhatsApp nya. Jumat, 7/5/2020 pagi.

Begini uraian singkat yang dituliskan, Mengapa saya katakan jahat, karena target mereka menciptakan distrust terhadap pemerintah dengan tujuan rezim jatuh untuk digantikan dengan sistem lain, yang sesuai dengan maunya mereka sendiri.

Sekali lagi saya katakan jahat, karena mereka tanpa solusi konkrit. Kalau ditanya mengapa kritik tanpa solusi ? jawabnya, tugas kami kritik, bukan sulusi. Solusi itu ada di pemerintah. “Kan jahat sekali”. Cetus Pak Yanto sebagai Ketua INDONESIA SATU HATI.

Kemudian, Bagaimana orang bebas mengkritik tanpa memberikan solusi. Itu sama dengan teman anda datang, mengkritik bertubi tubi tanpa memberikan solusi. Saya yakin, anda akan meninggalkan teman itu.

Perhatikan, mereka tahu bahwa ketika masuk bulan januari 2020, Defisit Current Account kita melebar. Masuk februari terus melebar. Oposisi jahat itu menekan pemerintah melakukan lockdown. Abas setiap hari konpers menciptakan kepanikan dan menuntut harus lockdown. Mereka yakin kalau lockdown di lakukan seperti Wuhan China, Ekonomi Indonesia langsung collapse karena di tengah defisit harus kasih makan se-Indonesia dan pada waktu bersamaan ekonomi shutdown.

Tetapi ketika pemerintah menolak lockdown, mereka teriak bahwa Indonesia bangkrut, engga ada duit, makanya menolak Lockdown. Tujuannya adalah menciptakan distrust terhadap pemerintah, terlebih kepada Pak Jokowi sebagai Presiden Indonesia.

Harapan dan tujuan mereka adalah, supaya Rupiah jatuh melewati ambang batas psikologis. Tentu mereka berharap rupiah terus jatuh, sehingga peristiwa kerusuhan1998 terjadi lagi.

Tetapi ketika Jokowi mengeluarkan PP PSBB dan sehari setelah itu mengeluarkan PERPPU 01/2020, sebagai paket stimulus ekonomi secara menyeluruh dan bergerak cepat menyerahkan PEPRPU itu ke DPR, langsung respon pasar berbalik posiitif. Pada waktu bersamaan The Fed menjadikan indonesia sebagai mitra dalam program stimulus mata uang dollar lewat REPOline. Seminggu setelah itu trend rupiah menguat karena Indonesia berhasil menerbitkan Global Bond di bursa Singapore dan Frankfurt. Artinya, Indonesia sudah mengantisipasi penurunan penerimaan valas lewat financing scheme. Welldone.

Tapi setelah itu, apakah oposisi jahat itu diam?  Tidak. Mereka tahu bahwa stimulus ekonomi itu tidak akan efektif bila tidak dibarengi dengan economy adjustment. Pemerintah sudah persiapkan jauh sebelumnya yaitu UU Cipta Kerja atau Omnibus law. Mereka mengerahkan buruh dan LSM untuk demo akbar dengan tujuan membatalkan Omnibus Law. Sehingga yakin pemerintah tidak punya ruang untuk menyiapkan landasan kokoh atas program stimulus. Artinya walau moneter selamat, namun dalam jangka panjang Indonesia terancam akibat lemahnya struktur sektor real. Apalagi mereka mengkritik hutang, dan menyarankan agar Indonesia cetak uang. Tujuannya agar terjadi distrust terhadap sistem ekonomi kita. Sungguh tak masuk akal.

Karena pemerntah sedang terpojok mengatasi COVID-19, maka terpaksa DPR menunda pembahasan Omnibus law sampai COVID-19 selesai diatasi.

Tidak puas lagi mereka, Di tengah ketidakpastian economy adjustment itu, mereka kini menciptakan provokasi anti TKA China.

Mengapa? Mereka tahu, satu satunya negara yang masih konsisten berinvestasi di tengah krisis adalah China. Dan Investasi ini berkaitan dengan keunggulan daya saing ekonomi Indonesia sebagai penghasil baterai terbesar di dunia lewat tambang nikel di Sulawesi. Pasar tahu bahwa kekuatan masa depan ekonomi setelah era MIGAS adalah Baterai dan bahan baku berupa nikel kita paling banyak di dunia ini.

Disinyalir Mereka tidak mau Ekonomi Indonesa tumbuh. Mengapa ? Kareka mereka sadar, kekuatan politik Jokowi ada pada Ekonomi. Maka apapun mereka lakukan agar ekonomi kita jatuh, dan terutama disaat krisis dan pandemi ini.

Lihatlah, bagaimana mereka bicara di MK, delik hukum PERPPU 01/2020 tidak memenuhi unsur negara dalam keadaan genting dan karenanya harus dibatalkan. Usir TKA China, dan besok kalau Jokowi tetap mengizinkan, mereka akan memprovokasi rezim ini pro PKI, dengan tujuan memancing emosi umat islam marah. Agar chaos 65 terjadi lagi. Mereka sudah siap dengan lembing untuk menyembelih. Jahat nggak ?

Pak Yanto menyarankan, supaya masyarat Indonesia tetap bersatu dan kokoh dalam integritas NKRI. Jangan terprovokasi niat jahat para pecundang yang tidak memiliki pendirian atas negaranya, karena tidak mungkin suatu bangsa atau negara maju kalau tidak negara dan bangsa tersebut menyatukan misi dan visinya.

“Mari, wujudkan Indonesia maju, kembali kan marwah leluhur kita yang penuh kegotong royongan yang loyalitas penuh spirit dan Iman yang teguh, tanpa kepentingan kelompok untuk melawan corona maupunmelawan kezoliman yang bakal memecah bangsa dan negara”. Pinta Pak Yanto kepada masyarat.

Redaksi.

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker