News

AROMA TAK SEDAP PROYEK INFRASTRUKTUR KOTA BATAM

FAKTAAKTUAL.COM, BATAM – “Pembangunan infrastruktur yang digadang-gadang Walikota Batam menjadi perioritas berpotensi ajang bagi-bagi proyek”, ujar Yusril Koto kepada Faktaaktual.com Rabu, 9 Maret 2022 di Batam Center.

Menurut Yusril proyek pembangunan infrastruktur Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air (DBM-SDA) Kota Batam sarat kongkalikong dan kontraktor pemenang lelang diduga sudah diatur.

“Dugaan tersebut bisa dilihat dari proses lelang proyek infrastruktur tahun 2022 oleh DBM-SDA Kota Batam”, jelas Yusril.

Diterangkan Yusril, proyek infrastruktur yang dimaksud adalah pelebaran jalan Simp. Basecamp – Simp. MAN, pemeliharaan rutin jalan, peningkatan dan penataan jalan Simp. Barelang (lanjutan), peningkatan Jalan.Simp. Global – Yos Sudarso – Simp. Seruni (Tahap 2), peningkatan Jalan Simp. Patung Kuda – Simp. Bengkong Seken (lanjutan), penataan lengan Simp. Basecamp (lanjutan), penataan Jalan Simp. Tiban Princes – Ciptaland Tiban Indah (lanjutan), penataan jalan dan pelebaran jalan Simp. Kabil – Simp. Masjid Raya Batam Center (lanjutan), peningkatan drainase kawasan Aviari Kelurahan Buliang (lanjutan), peningkatan drainase Pasar PJB Kelurahan Sagulung, serta peningkatan struktur Jalan Tengku Sulung dengan total jumlah nilai paket HPS sebesar Rp123.034.953.157,76.

Yusril mengungkapkan, ada empat perusahaan kelompok pengusaha kontraktor S yakni PCP, CK, EP, dan MB berpotensi muncul sebagai pemenang lelang tender proyek pelebaran jalan, peningkatan jalan, penataan lengan, penataan jalan, drainase dan peningkatan struktur jalan.

“Oknum S memiliki kedekatan emosional dengan oknum petinggi Kota Batam”, ungkap Yusril.

Yusril mengapresiasi pembangunan infrastruktur membawa kemajuan Kota Batam dan yang pasti berpengaruh kepada kenaikan kualitas hidup oknum pejabat dan ekonomi kontraktor terkait proyek infrastruktur tersebut sedangkan pelaku usaha UKM yang terdampak dari pelebaran jalan mengalami penurunan kualitas hidup dan harus pontang panting memulihkan kehidupan ekonominya sendiri.

“Kenaikan kualitas hidup oknum pejabat bisa dilihat dari laporan harta kekayaannya setelah proyek infrastruktur tersebut selesai”, jelas Yusril.

Yusril menduga proyek infrastruktur yang ditawarkan oleh delapan kontraktor urutan pertama dengan total harga sebesar Rp117.421.650.665,87 berpotensi minimal 5 persen masuk kantong oknum pribadi dan kelompok pejabat sebagai “balas jasa”.

Yusril mengesankan bahwa proyek infrastruktur menjadi “roda penggerak ekonomi” sumber ATM oknum pejabat.

Hingga berita ini diunggah, media ini masih berusaha menggali informasi lanjutan terkait adanya fee proyek-proyek tersebut dari berbagai narasumber.

Sumber: Yusril Koto.

Redaksi.

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker