Rupa Dan Warna Diunggah Dalam facebook Tentang May Day
FAKTAAKTUAL.COM, BATAM – Dalam memperingati hari Buruh, 1 Mei 2018, Banyak hal unik dan langka terjadi. Dimana percampuran warna antara Buruh dan Politik, serta berbagai statement Pribadi maupun Up date Berbagai berita Online, melengkapi warna sari May Day kali ini.
Seolah-olah semua Hukum dan Perundang-undangan terbantahkan, Para tokoh Politik senyor maupun Junior ikut mengerutkan wajah serta bersorak bagaikan orang kelaparan dalam memperingati May Day.
Serba serbi seperti dipasar loak dan saling tawar menawar seperti dipasar pagi, watak dan prilaku masyarakat Indonesia dalam Hari Buruh, menjadi refrensi orang-orang luar negeri menilai dan membaca peta Politik masyarakat Indonesia.
Mulai penolakan Presiden sendiri, Menjagokan seseorang dipilpres 2019 mendatang, pembakaran Pos Polisi, rusuh tanpa arah, ancaman akan mogok, sorak sorai berdasarkan Agama tertentu, saling menghujat dan Bully hingga merepotkan pengambil kebijakan maupun aparat keamanan.
Disebut Ketua DPR-RI serta tokoh masyarakat dan Ketua Partai, ambil andil terus seolah membela Buruh yang tidak diupah (romusha) seperti jaman Nippon.
Sesungguhnya, apa yang terjadi dinegeri ini? sepertinya tidak lagi bicara soal Negara, Masyarakat maupun kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara, akan tetapi seolah mengarah kearah ‘baik dan buruk’ atau antara “keJahat dan kebaiakan’ seperti Film The Ring Of The World.
Namun pada dasarnya penciptaan manusia, Bahwa Lebih tinggi derajatnya dari pada Binatang, sehingga Manusia bisa memperbaiki keadaan sementara binatang tidak pernah mampu.
Adanya Budaya, adat istiadat serta Agama merupakan ‘pagar’ yang mengelilingi setiap pribadi sebagai ajaran dan tuntunan hidup untuk mengarahkan manusia kejalan yang lebih baik dan benar dan bukan sebaliknya.
Hanya tinggal alam yang mampu bertindak dan keajaiban dari langit yang bisa menyelesaikan pola pikir manusia, mendatangkan azab maupun karma sebagai penderitaan yang berkepanjangan bagi setiap insan yang berlaku jahat.
Semoga kesedihan ini cepat berlalu dari pandangan mata, berharap dapat menatap Indonesia yang lebih sejahtera dan mandiri dimasa yang akan datang. Karena Bumi ini bukanlah milik kita, akan tetapi pinjaman dari anak dan cucu kita. (gp).
Redaksi.