News

Dari Balik Tembok Derita, Ahok Bantu FM Tebus Ijazah SMA

Photo, Ahok dalam proses sidang dalam dakwaan penistaan agama.
Photo, Ahok dalam proses sidang dalam dakwaan penistaan agama.

FAKTAAKTUAL.COM, JAKARTA –  Siapa pejabat yang mampu seperti hati Ahok? Hampir semua orang tau bagaimana Ahok masuk tembok derita alias pernjara, tidak disangka-sangka dengan begitu besar dorongan hoax dinegeri ini menggiring orang jujur dan iklas masuk jeriji besi. Tetapi apa yang terjadi setelah dia dipenjara?

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sejak lama dikenal gemar membantu warga yang mempunyai kesulitan. Salah satunya adalah, membantu pelajar yang tidak mampu membayar tebusan ijazah yang dipatok oleh kepala sekolah walaupun tidak berdasar hukum atau aturan yang mengikat.

Meski kekinian masih mendekam di balik jeruji besi Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, ternyata kegemarannya itu tak terhenti.

Termutakhir, Ahok membalas surat FM, siswi SMAN 3 Lamongan, Jawa Timur, yang “curhat” belum mendapat ijazah karena masih mempunyai tunggakan “uang gedung dan tebus ijazah” Rp2 juta.

Kisah ini viral dan sempat dituduh hoaks, setelah Natabael Ompusunggu staf pribadinya mengungkapkan kisah FM yang disebutkan siswi SMAN 30 Lamongan.

Dinas Pendidikan Jawa Timur sempat memberikan bantahan bahwa tak ada SMAN 30 di Lamongan. Namun, mereka membenarkan FM merupakan siswi SMAN 3 Lamongan. FM sendiri mengakui akhirnya bisa mendapatkan ijazahnya setelah mengadu pada Ahok.

“Sebenarnya itu bukan hal yang luar biasa ya, tidak istimewa. Karena sejak dulu Pak Ahok sudah sering membantu pelajar seperti itu,” Natanael kepada Suara.com, Rabu (3/1/2018).

Ahok harus menjalani hukuman 2 tahun penjara, karena dinilai bersalah setelah mengutip surah Al Maidah ayat 51 Alquran ketika berpidato.

Photo, Ahok dalam proses sidang dalam dakwaan penistaan agama.

Tapi, pemenjaraan itu tidak lantas menghentikan niat Ahok untuk menolong orang-orang yang memerlukan bantuan.

“Karena sampai sekarang dia masih bantu-bantu orang yang butuh bantuan. Masih sering menebus ijazah siswa walau ada di penjara,” terangnya.

Bedanya, kata Nael, Ahok dulu hanya menebus ijazah para pelajar yang terkendala di kawasan Jakarta. Sementara pada kasus FM, adalah kebetulan karena yang bersangkutan berada di Jatim.

Nael menegaskan, bantuan Ahok kepada FM tersebut tidak memunyai motif politik atau apa pun. Bantuan itu murni karena rasa kemanusiaan.

“Ini kasusnya di Lamongan. Pak Ahok juga tidak kenal (FM). Sekolahnya di Lamongan di mananya juga Pak Ahok tidak tahu. Saya juga tidak kenal,” tuturnya.

Nael menuturkan, FM kemungkinan mengetahui Ahok sering membantu pelajar yang bernasib sama seperti dirinya melalui informasi di media-media sosial.

“Dia (FM) mungkin sering lihat di media-media sosial bahwa Pak Ahok banyak membantu siswa yang tak mampu membayar tunggakan guna menebus ijazah. Dia lalu mengirim surat ke Pak Ahok tiga bulan lalu dan ternyata dibalas,” kata Nael.

Dalam surat balasan tersebut, Ahok memastikan bakal membantu FM melunasi tunggakan kepada sekolahnya agar bisa menebus ijazah.

Ahok dalam surat balasan itu juga meminta FM dan keluarga menghubungi Natanael untuk teknis pembayaran tunggakan tersebut.

Ia bahkan memberikan nomor telepon pribadi Natanael kepada FM melalui surat tersebut dengan catatan, “segera dihubungi ya.”

“Saya sendiri sebelumnya tak tahu soal itu. Saya baru tahu setelah dia (FM) menelepon saya bilang disuruh Pak Ahok menghubungi untuk hal teknis,” tuturnya.

Awalnya, sambung Natanael, ia tak memercayai pernyataan FM. Namun, FM lantas mengirimkannya surat balasan Ahok melalui aplikasi obrolan ponsel.

“Saya langsung meminta dia menghubungi pihak sekolahnya. Saya bilang, ‘tolong minta rincian tagihan yang harus dibayar’, difoto untuk bukti,” tukasnya.

FM lantas menuruti saran Nael dan mendatangi sekolah. Ternyata, kepala sekolah tak memercayai pernyataan FM yang meminta rincian tagihan untuk diteruskan kepada Ahok.

Karena tak memercayai FM, kepala sekolah dan Nael berbicara melalui sambungan telepon.

”Saya bilang ke kepala sekolahnya, bahwa benar saya yang akan membayar tunggakan siswinya. Saya juga minta nomor rekeningnya berapa, biar langsung ditransfer. Saya juga minta rincian biaya itu difoto oleh FM untuk bukti saya dan juga ke Pak Ahok,” ungkapnya.

Nael menuturkan, kepala sekolah FM meminta waktu untuk memberikan rincian tagihan serta rekening tata usaha sekolah.

“Tapi, satu jam setelah itu, FM menelepon saya. Dia bilang terima kasih, karena sekolah sudah memberikan ijazahnya. Jadi belum sempat saya bayar, sudah dikasih ijazahnya,” jelasnya.

FM, terus Nael, juga mengirimkan foto ijazah dan video dirinya membubuhkan tiga jarinya ke ijazah tersebut sebagai bukti masalahnya sudah terselesaikan.

”Saya tak tahu alasan kepala sekolah langsung memberikan ijazahnya. Yang pasti, waktu itu saya berjanji membayar lunas tunggakan itu dari hasil penjualan buku. FM ini kan mengirimkan puisi yang bagus juga untuk Pak Ahok,” terangnya.

Walaupun sikap Ahok tidak berubah dalam hal membantu orang yang sedang dilanda hutang piutang apalagi anak sekolah, tetap juga Ahok adalah orang yang bersalah dimata orang yang tidak paham akan sifat pribadinya. Baiknya masyarakat belajar dari apa yang dilakukan oleh Ahok sejak menjabat wakil Gubernur, Gubernur sampai dia masuk penjara saat ini. (sumber : Suara.com)

Redaksi.

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker