Olahraga

Nyaris Rusuh, Panitia Kejuaraan Taekwondo Dinilai Tidak Menuruti SOP

FAKTAAKTUAL.COM, JAKARTA – Ribuan peserta kejuaraan taekwondo Piala Raja menuntut ganti rugi seluruh biaya akomodasi kepada panitia penyelenggara karena merasa ditipu dalam ajang kejuaraan berskala internasional yang berlangsung di GOR Universitas Negeri Yogyakarta, Minggu 19 November 2017.

Pertandingan yang seharusnya masih berlangsung terpaksa dihentikan pada Minggu pukul 18.00 WIB. Adapun ribuan peserta yang masih menunggu giliran bertanding tampak berhamburan di kawasan GOR UNY.

Atraksi dalam Taekwondo dalam perebutan Piala Raja
Atraksi dalam Taekwondo dalam perebutan Piala Raja

Sedangkan perwakilan panitia pelaksana, Budi Setiadi Ibrahim pada pukul 19.00 WIB diamankan oleh aparat kepolisian ke Mapolda DIY karena situasi yang sempat memanas. Seluruh perwakilan peserta meminta seluruh biaya akomodasi dikembalikan.

 Pelatih Club Taekwondo asal Sragen, Jawa Tengah, Budi mengatakan para peserta merasa ditipu oleh panitia di antaranya karena piagam dan medali yang dinilai tidak wajar.

“Piagam penghargaan pada umumnya dibubuhi cap setempel, namun ini hanya tanda tangan saja. Selain itu medali emas, perak, dan perunggu bentuknya sama tidak ada perbedaan kecuali kalung gantungannya saja yang berbeda, ” kata Budi yang ditemui di GOR UNY.

Pantauan Media, medali yang akan diserahkan untuk para juara tidak memiliki perbedaan dan seluruhnya berwarna hitam. Hanya saja untuk medali emas diberikan penanda kalung berwana kuning, silver untuk perak dan merah untuk perunggu.

Sedangkan piagam tampak ditandatangani oleh Gubernur DIY Sultan HB X, Rektor Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Hennry Feriadi, Ketua Umum Pengurus Derah TI DIY Sukamto, Serta Asisten Deputi Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga Kemenpora Teguh Raharjo tanpa disertai setempel.

Menurut Budi, penyelenggaraan kejuaraan tidak profesional sejak awal. Pertandingan yang seharusnya dimulai pukul 08.00 WIB, namun molor hingga pukul 11.00 WIB.

Sementara itu, Pelatih klub taekwondo asal Jakarta Timur, Hilton mengaku hingga pertandingan dihentikan, para atlet binaannya belum ada yang mendapat giliran bertanding.

Akibat peristiwa itu, ia meminta ganti rugi seluruh biaya akomodasi mulai dari transportasi, uang makan, hingga biaya penginapan. “Jelas kami merasa dirugikan karena kami sudah jauh-jauh dari Jakarta,” kata dia.

Atraksi Taekwondo yang diperagakan untuk memacu semangat bertanding dilapangan.
Atraksi Taekwondo yang diperagakan untuk memacu semangat bertanding dilapangan.

Perwakilan Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Ferdiyansah menyatakan ajang kejuaraan yang digelar oleh panitia telah melanggar standar operasional prosedur (SOP) yang telah disepakati karena hingga pukul 18.00 WIB belum bisa selesai.

“Sesuai SOP kami harus menghentikan karena seharusnya selesai pukul 18.00. Namun kami perkirakan tidak akan malam ini selesai karena jumlah partai yang masih terlalu banyak,” kata Ferdiyansah.

Kejuaraan taekwondo Piala Raja yang digelar Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) itu diikuti 1.485 peserta yang terbagi dalam 123 tim dari 12 provinsi dan lima negara. Kejuaraan internasional ini diikuti oleh kontingen Malaysia, Singapura, China, Saudi Arabia, dan Australia.

ANTARA

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker