News

RDP Terkait Status Batam, Pemko Berkata KEK Dan Kadin Berkata FTZ, Kesimpulan?

FAKTAAKTUAL.COM, BATAM –  Para pengusaha di Kota Batam tidak setuju jika status Batam dari Free Trade Zone (FTZ) beralih menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Batam menjadi KEK tidak tepat lantaran tahun 2004 yang lalu sudah diterapkan sebelum diganti menjadi FTZ.  Hal ini sudah saya sampaikan kepada Menko Perekonomian, Darmin Nasution  bahwa KEK tidak tepat. Perjuangan kita dengan FTZ bukan untuk kepentingan tertentu, tetapi untuk kepentingan Batam, agar bisa bersaing,” kata Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kota Batam, Jadi Rajaguguk saat menghadiri Rapat  Dengar Pendapat (RDP) yang digelar di ruang Pimpinan DPRD Kota Batam, pada  Selasa 22  Mei 2018.
Hal senada juga disuarakan oleh pengusaha lainnya yang hadir dalam RDP ini, Intinya  pengusaha meminta pemerintah tetap mempertahankan FTZ dengan menambah fasilitas untuk mengimbangi kemajuan dan perubahan dunia internasional.

Photo, RDP yang dipimpin langsung oleh Nuryanto ketua DPRD Kota Batam, saat membicarakan Status Batam, KEK oleh Pemko dan FTZ oleh Kadin.
Photo, RDP yang dipimpin langsung oleh Nuryanto ketua DPRD Kota Batam, saat membicarakan Status Batam, KEK oleh Pemko dan FTZ oleh Kadin.

RDP yang dipimpin oleh Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto SH.MH ini dihadiri oleh Pengusaha, Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad dan sejumlah pejabat  Pemkot  Batam, dan Badan Pengusahaan (BP) Batam.

RDP ini digelar untuk membahas status Batam apakah tetap berstatus FTZ  atau beralih ke KEK.

Sementara itu, Wakil  Walikota Batam, Amsakar Achmad mengatakan bahwa sejak FTZ tren   pertumbuhan ekonomi menukik ke bawah. FTZ tidak membawa manfaat sehingga perlu dikaji ulang.

“Kita harus memberi makna memberi daya saing Batam,” kata Amsakar Achmad.

Hingga RDP selesai belum ada kesepakatan yang disimpulkan, masih menunggu proses kajian-kajian dari para pihak seperti Pemko yang mengatakan KEK dan Kadin yang mempertahankan FTZ. (gp).
Redaksi.

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker